Friday, June 29, 2007

Kupang, kedua kalinya

Pertama kali aku ke Kupang, waktu mau ke Alor, transit di sana. Alor sendiri menyimpan kenangan manis yang bisa membuatku tersenyum sendiri. Kayanya aku punya kebiasaan jelek: sering jatuh cinta sama seseorang, dan biasanya di pulau-pulau kecil wakaka. Aku menghasilkan berjudul-judul cerpen dengan karakter cowo yang aku temui di sana. Dan salah satunya... satu yang manis cerita yang paling aku suka, dengan latar belakang Alor. Aku sangat produktif kalo lagi jatuh cinta atau patah hati. Ha!

Kali kedua... mmm, kali ini sepertinya seseorang yang malah jatuh cinta sama aku wakaka... Aku sendiri menyukai pantainya yang luas dan persahabatan yang hangat di sana.
Menghabiskan sore di pantai, memandang matahari yang akan terbenam... rasanya tenang banget yak...?

Kupang... aku akan selalu ingat dengan se'i-nya yang harum dan selalu enak. Kupang dan kebiasaan tidur siang mereka. Panasnya. Karang-karangnya. Kupang...dengan semua mutiara, tenun dan sasandonya. Kupang... sampe sekarang Bapakmu masih penasaran kenapa aku ga berhasil membawa benih cendana. Dia ga mau kalau hanya menerima kipas atau bolpen atau souvenir lain dari cendana. Harus cendana itu sendiri hehe.

Nias, kedua kalinya

Kali pertama ke Nias, beberapa hari setelah tsunami. Assessment ke wilayah korban tsunami dengan 'dia', si mata sipit yang selalu tenang meski aku panik. Mobil yang dah dipesan tiba-tiba membatalkan, kamar hotel yang banyak nyamuk, air yang butek... semua terasa begitu wajar karena ketenangannya.

Aku jatuh cinta dalam 3 hari 2 malam hahaha. Dia juga. Menjadi menyedihkan karena kita ga bisa bersama (najis banget kata-katanya!). Well, setidaknya negaranya menjalankan program jangka panjang di wilayah yang kita assess bersama.

Kali kedua, ketika gempa di Nias, 3 bulan setelah tsunami. Kali ini dampaknya jauh lebih besar dibanding tsunami. Sengaja dia nelp ketika tahu aku akan ke sana untuk assessment dan distribusi bantuan. Kangen katanya (ha-ha), juga jadi ingat kejadian-kejadian seru waktu assessment bersama. Minta difoto tempat-tempat dulu kami kunjungi waktu tsunami.

Jadi... inilah dia, tempat untuk diskusi, menginap dan membahas masalah tsunami bersamanya yang waktu itu akhirnya tinggal puing-puing.
Kali kedua, rasanya ga seasik kali pertama. Pertama, karena tentu saja ga ada 'dia'. Kedua, karena aku hanya mempersiapkan diri (baca: baju) untuk 3 hari seperti yang dijanjikan. Ternyata jadinya 3 minggu. Ah... jadi bete. Untungnya pemandangan di belakang kantor selalu asik kalo pagi hari... seperti ini:
Foto ini diambil Oom Novin, dia selalu ngotot untuk menyebutkan namanya kalo foto ini di-upload hehe. Kalau yang ini, aku foto sendiri kok, ini belakang kantor kalo lagi sore...

Tuesday, June 26, 2007

My Hometown

Tita dan Dian,

Kukirimkan beberapa gambar tempat yang selama ini aku banggakan. Tanah Karo Simalem, kata orang-orang disekitarku, atau terjemahan bebasnya Tanah Karo yang Membawa ketenangan (serius neh). Tempat yang kalian lihat ini, satu jam dari rumahku, namanya Tongging. Jalan menuju ke sana, ga terlalu bagus, tapi terbayar begitu melihat semuanya. Apalagi kalo cuacanya ceraaah...


Maaf, aku ga bisa melepaskan diri dari ke-narsis-anku hehehe.... Ok de, ini aku upload yang ga ada aku-nya hehehe...

Mau berkunjung?

Makan dan Nongkrong

Asiknya punya temen yang punya kesukaan yang sama. Makan!

Banyak tempat makan enak di Jogja. Salah satunya pecel solo. Makanannya sangat variatif, enak, ga terlalu mahal, jadi ga nyesel makan di sana. Bangunannya juga adeeem banget, bikin kita betah and mesan lebih banyak hihihi. Aku paling suka sama bebek prestonya, tapi garang asemnya juga nyam-nyam kok... ada lagi steak ala Jawa hihihi. Minum wedang jahe... nyummiii. Suasana Jawa-nya kental banget d (sejak kapan sih aku suka sama budaya Jawa? hehehe, tapi bener kok). Asik, tenang... and ketemu muka sama banyak orang terkenal (itu mah ga penting yak?)

Tempat nongkrong kita yang lain itu, teh poci pakualaman. Bisa makan cemilan sampe goblok d. Mula-mula makan ketan panggang, trus sambung dengan ngemil telur puyuh (telur puyuh kok jadi cemilan), bergelas-gelas teh jahe dan sekian banyak gorengan. Ah... no wonder badanku melar kaya balon kekekek.

Bersama temen-temen kantor, banyak tempat makan yang ternyata ga mahal luar biasa enaknya. Oh iya, kita punya satu lagi tempat nongkrong, Kedai Kopi di Gejayan. Ga ada fotonya neh, Dian or Tita punya ga?

Thursday, June 21, 2007

Ada Apa dengan Marauke?

Marauke...

Setiap kali temenku mengajakku bekerja di sana, aku selalu bilang, "Aku membutuhkan motivasi yang sangat kuat untuk bekerja di sana." Karena tempat itu pasti keras sekali... penuh tantangan...

Tapi pagi ini, aku berfikir serius untuk bekerja di sana...

Bekerja di medan yang berat, pasti akan membuatku tidak egois. Mungkin aku tidak akan menjadi cewe melakolis seperti sekarang. Mungkin aku bisa jadi perempuan tough... Yang selalu ada untuk orang lain. Mungkin aku bisa melihat bahwa apa yang aku alami sekarang ini belum seberapa yang dialami orang2 di sana.

Masalah kurang makan, kurang sarana pendidikan, hiburan, informasi dan banyak yang lainnya, pastilah tidak sebanding dengan masalah kecil yang aku alami. Masalah kecil yang membuatku mengasihani diri sendiri. Ga sebanding... ga pantes...

Marauke...

Dunia yang jauh di ujung sana... mungkin bisa menghilangkan rasa mengasihani diri yang kualami sekarang. Mungkin. Kenapa ga Afrika sekalian ya? Yaaah, karena kalo ke Afrika aku harus jadi expart! Lagian kalo di Marauke kan aku akan bisa berbangga diri menyanyikan lagi Dari Sabang sampai Merauke sambil bilang, aku udah pernah ke sana... Ke Sabang dan ke Marauke...

So... Ada yang mau nawarin aku kerja di sana? Di Marauke?

Friday, June 15, 2007

Dare to be different Day...!

Semalam aku tidur sampe jam 12 malam dan kupikir hal ini patut dicatat dalam buku harian setiap cewe yang ada di kantorku hari ini. Tidur malam karena harus mempersiapkan penampilan untuk acara 'Dare to be Different Day'.

Orang yang mengusulkan acara itu emang seharusnya dibunuh. Aku seharusnya dibunuh. Karena bikin semua orang ga nyaman... well, at least bikin semua orang kurang tidur and pusing mau penampilan apa hari ini.

Lihatlah suasan di kantor. Tita yang biasanya tomboy abis, hari ini dandan ala staff HSBC. Atau si culun Dian yang berdandan hari ini seperti perempuan dewasa yang manis dan lembut. Aku?? Hahaha... akhirnya rambut yang dilarang dipotong itu aku babat juga. Sebagai titik balik dari perasaan yang selama ini ga jelas.

Jadi, hari ini... seperti di majalah-majalah perempuan... kami seperti tampilan before and after... Check this out!!














Bisa liat kan betapa bedanya orang ketika mau berepot-repot membiarkan kamarnya ibarat kapal pecah untuk menjadikan dandanan mereka hari itu lebih beda... hahaha



Wednesday, June 13, 2007

Toraja, Antara Pahit dan Bahagia

Ada yang bilang kalo Toraja-Dayak-Batak berasal dari rumpun yang sama. Mungkin karena punya latar belakang budaya yang hampir-hampir sama.

Toraja...
kenapa setiap kali mengingatnya membuat ada sesuatu yang berdarah dalam hatiku? Harusnya kan ga terlalu sakit ya? Tapi emang sih, masih sedikit sakit.

Kesempatan bagus rasanya ketika bisa mengunjungi kabupaten yang kaya dengan budaya ini. Terutama upacara kematian yang sangat unik. Cara pemakaman mereka, termasuk makam itu sendiri.

Berpuluh-puluh ekor kerbau akan disembelih untuk upacara pemakaman itu. Sebelum disembelih, kerbau-kerbau itu biasanya diadu dulu. Trus, kerbau-kerbau yang berasal dari keluarga, kerabat dan teman itu akan diperhitungkan sebagai 'utang' budi yang akan dibalas di kemudian hari. Kerbau sendiri macam-macam, mulai dari yang kecil, kurus, ndut, sampe yang sedikit albino. Kata temenku, bukan albino beneran, tapi yang belang. Tedong bonga kalo ga salah istilahnya.

Ada gua tempat orang-orang yang sudah meninggal dimakamkan. Di sana, di salah satu gua itu, ada pasangan yang diletakkan berdampingan. Konon katanya kisah mereka seperti Romeo and Juliet.

Ah, kalau saja boleh memilih, aku ga mau kisah Romeo and Juliet. Terlalu sedih. Terlalu bohong. Lagian, bunuh diri kan ga diijinkan hehehe.

Toraja...
Kabupaten di puncak pegunungan, 8 jam perjalanan dari Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Seandainya aku tidak terlalu malu untuk membagikan betapa aku merindukan 'sesuatu' terjadi di sana... Andai dia tahu... Kalaupun dia tahu, akankah dia mengerti? Kalaupun dia mengerti, akankah dia bertindak?

Seandainya aku bisa melakukan lebih...

Tuesday, June 12, 2007

Bumi Serambi Mekkah

Kota Banda Aceh, kota yang sangat unik dengan Syariah Islam-nya. Salah satu bangunan yang sangat aku kagumi adalah Masjid Raya-nya. Terutama di sore hari. Berdiri megah di balik semburat jingga mentari senja... dengan halamannya yang luas... pohon-pohon di kiri kanan membuat bangunan itu menjadi pusat perhatian.


Kekaguman ini juga yang membuatku ingin masuk ke dalamnya. Maka, Kawan, jangan heran kalo akhirnya aku menggunakan jilbab, sehingga bisa nyaman masuk ke dalam salah satu bangunan bersejarah ini. Dan isi di dalamnya juga sama bagusnya dengan bagunan luar itu.

Hebat!!

Aceh, Tiga Bulan Pasca Tsunami


Aku memang bukan fotografer profesional. Kalo saja diranking, mungkin aku berada di urutan terbawah. Tapi blog temennya temenku itu mengingatkan aku untuk mengabadikan tempat-tempat yang aku kunjungi.

Menginjakkan kaki di bumi serambi mekah di bulan Maret 2005 membuatku terhenyak. Setelah 3 bulan, sisa-sisa keganasan itu masih saja terlihat. Kapal PLTD yang ga mungkin ditarik lagi ke darat. Terlalu berat. Terlalu besar.

Aku benci mengingat aku ga punya banyak foto yang bercerita tentang keadaan di sana. Kenapa malah banyak foto2 narsis? Haha hihi dengan temen2 sih?

Lhok Nga, Aceh Besar

Kuawali blog ini dengan menceritakan tentang pantai Lhok Nga, Aceh Besar, NAD.

Lhok Nga adalah salah satu dari banyak pantai indah di Aceh. Pasirnya putih dan ombaknya disukai banyak peselancar (meski aku ga pernah berani surfing). Air di pantai ini juga bikin beberapa bule NGO menghilang karena ombaknya yang cukup tinggi.

Setelah tsunami, banyak orang yang menghabiskan minggu sore mereka di sini, khususnya pekerja kemanusiaan yang datang ke Aceh pasca tsunami, yang tidak menemukan tempat jalan-jalan lain selain pantai di Aceh.

Belakangan, tempat jajanan mulai banyak di sini, terutama penjual kelapa muda.

Kuawali blog ini dengan cerita tentang Aceh... pantainya... derita tsunaminya dan cerita romantisnya...