Mbah Merapi pagi ini, berdiri malu-malu
ga cerah seperti biasanya, sedikit berkabut
tapi terlihat semuanya. Jadi seperti warna hijau pupus
murung, tapi mencoba tersenyum.
Mbah Merapi pagi ini,
ditemani awan putih, menggantung setengah
malu-malu
tapi tetap terlihat,
mirip gadis remaja yang sedang digoda kecengannya
Mbah Merapi pagi ini,
seperti yang aku lihat minggu lalu,
berdiri kekar, tegas dan sombong
tapi juga murung...
Rasa sedih tiba-tiba hinggap di hatiku,
lebih setahun yang lalu, waktu aku pindah ke sini
aku berdoa, "Tuhan, biarlah Jogja menjadi tempat perhentianku,
biarlah ini menjadi rumahku. Karena aku yakin aku pasti akan menyukai Jogja."
Ketika akhirnya aku tinggal di sini, aku mencintai Jogja
aku berharap aku bisa tinggal di sini
menatap Mbah Merapi dengan semua mood yang dia punya.
Yang sombong, gagah, atau kadang malu-malu
atau yang ngambek, sembunyi dari semua orang
meski ketika aku mendekatinya.
Rasanya aku punya banyak list mood si mbah dalam setahun ini.
Mbah Merapi pagi ini...
tersenyum tulus, tetapi tidak lebar
Apakah dia sedang mengatakan, "Kita akan bertemu lagi,"
atau dia sedang bilang, "Di sana kamu juga akan senang kok,"
atau mungkin, "Kamu akan tetap di sini, percayalah."
Mbah Merapi pagi ini,
aku percaya yang terbaiklah yang terjadi untukku.
ga cerah seperti biasanya, sedikit berkabut
tapi terlihat semuanya. Jadi seperti warna hijau pupus
murung, tapi mencoba tersenyum.
Mbah Merapi pagi ini,
ditemani awan putih, menggantung setengah
malu-malu
tapi tetap terlihat,
mirip gadis remaja yang sedang digoda kecengannya
Mbah Merapi pagi ini,
seperti yang aku lihat minggu lalu,
berdiri kekar, tegas dan sombong
tapi juga murung...
Rasa sedih tiba-tiba hinggap di hatiku,
lebih setahun yang lalu, waktu aku pindah ke sini
aku berdoa, "Tuhan, biarlah Jogja menjadi tempat perhentianku,
biarlah ini menjadi rumahku. Karena aku yakin aku pasti akan menyukai Jogja."
Ketika akhirnya aku tinggal di sini, aku mencintai Jogja
aku berharap aku bisa tinggal di sini
menatap Mbah Merapi dengan semua mood yang dia punya.
Yang sombong, gagah, atau kadang malu-malu
atau yang ngambek, sembunyi dari semua orang
meski ketika aku mendekatinya.
Rasanya aku punya banyak list mood si mbah dalam setahun ini.
Mbah Merapi pagi ini...
tersenyum tulus, tetapi tidak lebar
Apakah dia sedang mengatakan, "Kita akan bertemu lagi,"
atau dia sedang bilang, "Di sana kamu juga akan senang kok,"
atau mungkin, "Kamu akan tetap di sini, percayalah."
Mbah Merapi pagi ini,
aku percaya yang terbaiklah yang terjadi untukku.
No comments:
Post a Comment