Apa yang akan aku lakukan liburan lebaran ini di Maluku Utara? Pulang, jelas sangat mahal, lagipula November kontrak akan selesai, so masa pulang terus dalam waktu 2 bulan? Ke Manado? Icie sedang ada di Bogor, jadi tidak mungkin. Makasar? Uuuuh... ga d, masa nungguin Ime jaga di rumah sakit? So, ketika Agi bilang dia mau liburan di Morotai... langsung aku jawab: count me in, Gi!!
Mencari info tentang Morotai susahnya setengah mati. Cuma dapat sedikit. Plus, temen-teman kantor pada bilang 'ga bagus', 'sia-sia' dan semua kata-kata discouraging lainnya. Satu-satunya yang cukup netral cuma dari seorang teman yang menyebut dirinya putra kolano cico, dia bilang 'panas, tapi pulau-pulau di sekitarnya cantik' dia juga bilang 'banyak peninggalan PD II di sana' dia bahkan berbaik hati menggambar dan mencari info penginapan di sana. Thanks ya Pak!!
Berangkat pagi-pagi jam 6 menuju pelabuhan Kota Baru dengan ojek dari kos2an naik speed boat menuju Sofifi-Halmahera. "Yang lima puluh yang lima puluh, dua orang lagi berangkat," begitu kira-kira abang boatnya teriak di pagi yang sudah ada mataharinya hehe. Maka kami berdua langsung naik dan duduk manis dengan bagpack dan tentu saja: life jacket! (maaf harus mengikuti safety prosedure kantor... yeee).
Di tengah jalan, eh bukan di tengah laut, tiba-tiba, Nia temenku terkesiap, cukup kaget dan mengagetkan semua penumpang lain. Ada apa? tanyaku. Hmmm... ga yakin hiu atau lumba-lumba, katanya, sebelah sana. Aku melihat: itu ombaaaaak buuu. Jadi ingat pengalamanku beberapa bulan lalu di Sulamadaha, salah menerjemahkan si lumba-lumba dengan hiu. Kami memandang lama ke arah itu, astagaaa, bener aja. LUMBA-LUMBA sodara-sodara. Buanyak. Melompat riang berkali-kali seakan mengikuti boat kami. Edaaaaan... beberapa bulan tinggal di Ternate, memutari Sulamadaha dan pulau2 lain, aku tidak pernah bertemu mereka. Kali ini... mereka berkali-kali melompat. Well, that's a good sign for our vacation, kataku dalam hati.
Tiba di Sofifi, abang-abang pemilik kendaraan yang akan mengangkut kami ke Tobelo sudah menunggu dan dengan sigap mengangkut barang-barang kami ke mobilnya. Masalahnya, sama saja, karena kami tetap harus menunggu kendaraan penuh. Sambil menunggu aku sempat mengamati para pedagang di dekat pelabuhan. Ikan-ikan kecil sampe besar dipajang, aku yakin masih sangat segar. Seorang ibu sibuk memotong ikan tongkol yang buesar menjadi potongan-potongan kecil. Pasti pisaunya tajam sekali. Aku melihat ikan-ikan teri yang lumayan besar, lalu teringat dulu di Aceh, ibunya temanku pernah memasak ikan itu dengan digoreng tepung. Liurku menitik. Pasti enak. Akhirnya mobil berangkat juga ke Tobelo. Butuh waktu 4 jam di jalan, termasuk istirahat sebentar di Malifut. Seratus ribu kurang sepuluh ribu rasanya cukup masuk akal, karena kenyamanan dan keramahan bang supir. Kapal ke morotai akan berangkat sore nanti, kata Agi yang sudah tiba lebih dulu di Tobelo. Hmmm... kita bisa istirahat di rumah Tini. Tebak hidangan makan siang apa yang dihidangkannya? Di samping sup kepala ikan yang segar, dia juga menghidangkan ikan teri goreng tepung. Olala... impian jadi kenyataan. Tidur-tiduran bentar, sorenya Tini udah manggil lagi... dia nyonya rumah yang luar biasa. Minum teh sore, katanya. Tentu saja kami tak dapat menolah makan pisang mulut bebek dengan sambel, kacang... astaga... kenapa ga bisa berenti ngunyah siiiy?
Jam 6 sore kapal berangkat ke Morotai. Naluri staff Disaster Risk Reduction kita langsung bunyi pas liat Tsunami Early Warning System yang ada di pelabuhan... eh... ada TEWS kita menunjukkan dan mencoba mencari peralatan pengukur pasangnya. Menarik... menarik...
Dua kali kapal berhenti di tengah laut. Penasaran aku dan temenku melihat apa yang membuatnya berhenti. Ternyata... ada calon penumpang yang menyusul dengan speed. Jadi ingat bis kota hehehe. Jam sembilan malam, setelah mengalami mabok laut (ombak rada kencang, bau bensin dan juga panas mesin di sekitar tempat duduk) akhirnya kami tiba di Morotai. Om Jony, yang akan menemani perjalanan kami mengantarkan kami ke penginapan yang ehem... panas... banyak nyamuk dan juga kamar mandi rombongan. Well, it could be worst anyway... nikmati saja, bukankah si lumba-lumba udah mencerahkan pagi ini? So.. abis mandi dan makan malam di warung seafood dekat penginapan, kami tidur. Perjalanan seru ke Dodola akan di mulai besok. Get ready!!
No comments:
Post a Comment