Wednesday, June 13, 2007

Toraja, Antara Pahit dan Bahagia

Ada yang bilang kalo Toraja-Dayak-Batak berasal dari rumpun yang sama. Mungkin karena punya latar belakang budaya yang hampir-hampir sama.

Toraja...
kenapa setiap kali mengingatnya membuat ada sesuatu yang berdarah dalam hatiku? Harusnya kan ga terlalu sakit ya? Tapi emang sih, masih sedikit sakit.

Kesempatan bagus rasanya ketika bisa mengunjungi kabupaten yang kaya dengan budaya ini. Terutama upacara kematian yang sangat unik. Cara pemakaman mereka, termasuk makam itu sendiri.

Berpuluh-puluh ekor kerbau akan disembelih untuk upacara pemakaman itu. Sebelum disembelih, kerbau-kerbau itu biasanya diadu dulu. Trus, kerbau-kerbau yang berasal dari keluarga, kerabat dan teman itu akan diperhitungkan sebagai 'utang' budi yang akan dibalas di kemudian hari. Kerbau sendiri macam-macam, mulai dari yang kecil, kurus, ndut, sampe yang sedikit albino. Kata temenku, bukan albino beneran, tapi yang belang. Tedong bonga kalo ga salah istilahnya.

Ada gua tempat orang-orang yang sudah meninggal dimakamkan. Di sana, di salah satu gua itu, ada pasangan yang diletakkan berdampingan. Konon katanya kisah mereka seperti Romeo and Juliet.

Ah, kalau saja boleh memilih, aku ga mau kisah Romeo and Juliet. Terlalu sedih. Terlalu bohong. Lagian, bunuh diri kan ga diijinkan hehehe.

Toraja...
Kabupaten di puncak pegunungan, 8 jam perjalanan dari Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Seandainya aku tidak terlalu malu untuk membagikan betapa aku merindukan 'sesuatu' terjadi di sana... Andai dia tahu... Kalaupun dia tahu, akankah dia mengerti? Kalaupun dia mengerti, akankah dia bertindak?

Seandainya aku bisa melakukan lebih...

1 comment:

Dee said...

dia ngerti, hanya belum bertindak.....hehehe