Aku menyukai, sangat sangat suka kisah cinta yang romantis. Aku selalu suka cerita Cinderella, Putri Tidur ataupun Romeo and Juliet. Tapi aku juga sadar kalo kisah kaya gitu ga eksis di dunia nyata tempat aku tinggal, jadi aku menurunkan standard, kisah romantis yang ada di dunia nyata.
Sabtu lalu, aku dan temenku makan di Warung Tongseng Ayam di Bantul. Buat yang suka makan, tempat ini, luar biasa enak tongseng ayam kampungnya, ada di selatan pasar bantul. Enak. Waktu makan siang, duduk di hadapan kami sepasang bapak ibu yang tua, kakek nenek tepatnya. Sepertinya tadi mereka datang dengan sepeda ontel tua yang sekarang berdiri di belakang mereka. Duduk bersebelahan, tidak cukup dekat, tapi terasa akrab. Makan dalam diam, menyendokkan setiap suapan dengan perlahan. Tanpa suara, tapi terasa hangat, sehangat kuah tongseng. Aku ga tahan. Kami mentraktir mereka diam-diam. Dari mobil, aku masih sempat melihat pedagang itu menggeleng-geleng, sepertinya mengatakan mereka ga perlu bayar.
Bukankah itu juga romantis...?
Ada banyak kisah romantis di sekitar kita. Tidak perlu ala cinderella, atau ala sinetron ataupun drama hollywood. Aku masih merasakan senyum yang masih menggantung bila mengingat temen sekamarku, kakak kelasku di Bogor, yang akhirnya menikah dengan kakak kelasnya, yang sudah 3 kali dia tolak. Yang mereka secara tidak sengaja, dipertemukan adik kelasku, kembali di kota mereka. Manis sekali.
Kemaren, pulang kantor, dari bis, aku melihat seorang pemuda membonceng cewe di sepedanya. Sepeda ontel. Di tengah-tengah seliweran mobil dan motor, mereka malah tertawa senang di atas sepeda tuanya. Si cewe meninting sepatu yang dia buka, dia nyeker di atas sepeda. Bercanda dan berbicara ramai di atas sepeda waktu lampu merah. Ah... cinta bisa membuat sepeda ontel serasa harley davidson. Si cowo serasa jalan di atas awan ketika mengayuh sepedanya. Rasanya menghangatkan hatiku yang kedinginan sore itu.
Aku jadi ingat, ada banyak kisah romantis lain di sekitarku, pun yang pernah kualami. Saat ini, aku mau mencoba mengingat dan mensyukuri hal manis yang pernah aku alami. Aku masih ingat, suatu waktu dulu, ketika aku pengen sekali makan jambu klutuk yang ga ada di sana. Dia bilang, "Nanti aku bawa dari rumah." Waktu dia kembali, dia membawakan, tidak satu biji, tidak sekilo, tapi sekardus penuh jambu klutuk!! Melewati lautan, memakan waktu belasan jam untuk terbang, hanya untuk jambu klutuk. Menyanyikan lagu nina bobo lewat telp ketika jam 3 pagi, aku masih juga tidak bisa tidur karena inso-ku yang parah. Dia bahkan tidak marah kubangunkan jam segitu. Membiarkan badannya remuk redam di bis menuju Medan, hanya supaya aku yang sedang demam dan muntah-muntah bisa tidur nyaman di kursi bis.
Ah... ada banyak kisah romantis di sekitar kita. Banyak sekali. Yang kita alami atau orang-orang terdekat kita. Aku masih mengingat temenku yang bercerita, orang yang sayang sama dia pernah mencarikan coklat superman (yang ngetop di tahun 80-an) sampe ke pedalaman.
Kisah-kisah itu sangat menyenangkan, menguatkan dan juga membuatku percaya kalau cinta itu masih ada, selalu ada... akan tetap ada.
Percayalah!